Satu Lagi Fakta, Kurang Tidur Picu Diabet! Lagi- lagi suatu studi terkini kembali menampilkan ikatan antara kurang tidur serta resiko diabet. Dalam penelitiannya, para ilmuwan dari Brigham and Women Hospital di Boston menciptakan, agenda tidur yang tidak tidak berubah- ubah ataupun kurang tidur bisa tingkatkan efek kegemukan serta diabet jenis 2.
Dalam kajiannya, Periset memantau 21 orang sehat, yang seluruhnya tinggal di laboratorium tidur sepanjang nyaris 6 minggu, di mana siklus tidur, pola makan serta aktivitas seluruhnya dikontrol oleh periset.
Penemuan menampilkan, partisipan yang cuma diperbolehkan tidur dekat 6 jam tadi malam serta hadapi perpindahan siklus tidur/ bangun mempunyai tingkatan gula darah yang lebih besar serta proses metabolisme cenderung melambat.
“ Tingkatan glukosa yang lebih besar buat jangka waktu yang lama pada sebagian partisipan dapat bertambah jadi prediabetes,” ungkap periset. Penemuan ini diterbitkan pada 11 April 2012 dalam harian Science Translational Medicine.
“ Terdapat banyak perihal yang berfungsi terpaut ikatan antara kurang tidur serta kegemukan ataupun obesitas,” kata Dokter Vivian Fonseca, kepala endokrinologi dari Tulane University School of Medicine, yang tidak ikut serta dalam riset ini.
Fonseca berkata, riset terkini ini menampilkan kalau kandungan hormon dalam badan seorang cenderung hadapi pergantian akibat kurang tidur. Perihal ini dapat menolong menarangkan mengapa mereka yang kurang tidur sangat rentan hadapi kegemukan.
Tidur serta gula darah
Dalam riset tersebut, periset melaksanakan uji darah buat mengukur sebagian kandungan hormon, tercantum insulin, kortisol( yang berhubungan dengan tekanan pikiran), serta leptin serta ghrelin( yang berhubungan dengan mengendalikan nafsu makan).
Mereka menciptakan kalau agenda tidur tersendat menimbulkan penyusutan 32 persen jumlah insulin yang dilepaskan di dalam badan sehabis makan. Insulin merupakan hormon kunci dalam regulasi gula darah.
“ Penyusutan kandungan insulin merupakan salah satu uraian gimana kendala ataupun kurang tidur bisa menimbulkan diabet,” kata Lisa Rafalson, seseorang profesor pediatri serta medis keluarga dari University at Buffalo.
Rafalson mengatakan, kenaikan hormon tekanan pikiran yang senantiasa membuat badan terpelihara bisa memunculkan ketidakseimbangan hormon.
“ Insulin tidak bisa melaksanakan tugasnya secara efektif, sehingga Kamu kesimpulannya memperoleh glukosa berlebih yang tersisa dalam aliran darah,” katanya.
Sedangkan dalam penemuan terkini ini, periset tidak memandang terdapatnya pergantian tingkatan hormon gheriln( yang tingkatkan nafsu makan) pada partisipan yang kurang tidur. Sementara itu sebagian riset tadinya menampilkan, kurang tidur bisa menimbulkan tingkatan yang lebih besar hormon ghrelin serta leptin yang lebih rendah.
Terpaut penemuan ini, Fonseca berkata, para periset butuh mencari ketahui apakah terdapat pemecahan buat menghindari peningkatan resiko diabet tidak hanya dengan tidur lebih banyak.
“ Realitasnya merupakan banyak orang yang kurang tidur sebab pekerjaan mereka. Kita butuh mengenali apakah terdapat perihal lain yang dapat mereka jalani buat memperbaikinya,” katanya.