TEMUKAN BERAGAM TIPS BERMAIN JUDI ONLINE DI SITUS KAMI. RAJA ARTIKEL MENGUPDATE SEMUA CARA BERMAIN UNTUK PARA PEMULA HINGGA PROFESSIONAL, BUKAN HANYA ITU SAJA KAMI JUGA MENYEDIAKAN BEBERAPA LIST SITUS JUDI ONLINE TERBAIK DI INDONESIA

Selasa, 11 Mei 2021

PEMANIS BIKINAN VS BERAT BADAN

Pemanis Bikinan Condong Tingkatkan Berat Tubuh

Beberapa iklan pemanis bikinan kemungkinan ingin supaya Anda yakin jika tubuh Anda akan ramping seperti gitar sesudah Anda rajin mengkonsumsinya. Tidak boleh yakin itu. Bukannya mempunyai tubuh seperti gitar, tubuh Anda kemungkinan justru lebih gendut seperti drum!

Sebuah study interferensi memperlihatkan jika pemanis bikinan tidak menolong kurangiberat tubuh jika dipakai sendirian. Index massa badan (BMI) tidak menyusut sesudah 25 minggu diet dengan pemanis bikinan pada 103 remaja dalam eksperimen termonitor secara random, terkecuali antara beberapa peserta paling berat.

Pemanis bikinan memang memiliki kalori rendah atau bahkan juga tidak memiliki kalori benar-benar (non-kalori). Secara nalar simpel, hal tersebut memiliki arti membuat mereka jadi alternatif gula yang bagus. Anda masih bisa konsumsi bermacam makanan yang manis tanpa perlu cemas kelebihan kalori. Pemanis bikinan membuat perlindungan Anda dari kegemukan. Rupanya tidak.

Bukti pandemiologi di Amerika Serikat, negara yang memelopori konsumsi pemanis bikinan, memperlihatkan hal kebalikannya. Bersamaan dengan meluasnya pemakaian pemanis bikinan-seperti aspartam dalam Diet Coke dan sukralosa dalam Pepsi One- prosentase warga AS yang alami kegemukan bertambah. Bermacam riset uji cobatal memperlihatkan jika benar ada hubungan di antara pemanis bikinan dan peningkatan berat tubuh.

Memusingkan otak

Pemanis bebas gula seperti sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, dan yang lain secara paradoks malah tingkatkan keinginan makan terlalu berlebih dengan memusingkan otak.

Dengan memantau pengubahan di otak, beberapa periset sudah mendapati jika otak bereaksi secara berlainan pada pemanis bikinan dan gula pasir. Sesudah konsumsi pemanis bikinan, otak manusia akan menerjemahkan rasa manis secara berlainan, mengakibatkan reaksi yang berlainan.

Erin Green dan Claire Murphy dari University of California, San Diego dan San Diego State University mengambil 24 orang dewasa muda yang sehat untuk test penyekenan otak. 1/2 sukarelawan dengan teratur konsumsi soda diet, sekurang-kurangnya sekali satu hari. 1/2 yang lain jarang-jarang atau mungkin tidak pernah konsumsi minuman itu. Sementara penyekenan otak dilaksanakan, beberapa periset masukkan sedikit air berpemanis sakarin atau gula (sukrosa) secara random ke mulut tiap sukarelawan.

Baik peminum atau non-peminum soda diet sama memberikan laporan rasa manis yang membahagiakan dan intensif. Tetapi, wilayah otak yang berpendar saat mereka memberi penilaian benar-benar berlainan, bergantung apa mereka peminum ataulah bukan.

Otak umumnya menyangkutkan rasa manis dengan kandungan kalori untuk menolong mengendalikan konsumsi energi. Saat kita berpuasa, misalkan, otak akan berikan motivasi kita untuk buka sama yang manis-manis karena mempunyai kalori yang dibutuhkan badan. Dalam kasus soda diet, rupanya rasa manis tidak berkaitan dengan kalori. Ini membuat otak kebingungan dan berasa "tertipu". Sesudah tertipu, sensor manis otak tak lagi jadi alat ukur yang bisa dihandalkan untuk mengendalikan konsumsi energi. Otak akan meremehkan rasa manis dalam meramalkan kandungan energi dari makanan.

Konsumsi kalori terlalu berlebih

Pengabaian otak ini, yang terjadi pada peminum soda diet, mempunyai korelasi langsung dengan kenaikan resiko kegemukan. Sesudah terlatih konsumsi pemanis bikinan, otak tak lagi aktifkan reseptor manis. Anda bisa konsumsi makanan yang manis (bahkan juga yang memiliki kalori tinggi) dengan jumlah banyak, tanpa perintah otak untuk stop karena umumnya kalori. Disamping itu, pemanis bikinan memusingkan kekuatan otak untuk ambil kalori atau energi darinya, mengakibatkan Anda untuk selalu terus mengkonsumsinya melampui tingkat kenyang. Konsumsi minuman dan makanan terlalu berlebih berikut yang berperan pada peningkatan berat tubuh.

Penemuan ini memperkuat ringkasan dari riset awalnya pada hewan. Tikus yang dikasih suplemen sakarin secara berarti alami bertambahnya berat tubuh dan lemak badan yang semakin banyak diperbandingkan dengan barisan kontrol yang cuman dikasih glukosa.